Friday, March 13, 2015

Policy Response Pemerintah Terkait Depresiasi Rupiah

Jakarta-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kembali mengumpulkan menteri dan kepala lembaga pada kabinet kerja untuk melakukan rapat koordinasi di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3/2015). Rapat koordinasi tersebut diagendakan membahas perkembangan nilai tukar dan defisit transaksi berjalan. Hadir dalam rapat tersebut Menteri Koordinator Bidang Maritim, Menteri Maritim serta Gubernur Bank Indonesia.
 
Seperti yang kita ketahui bersama Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus level di atas Rp13.000 per USD menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Pemerintah dan otoritas moneter pun tak mau tinggal diam, oleh karena itulah pemerintah sudah menyiapkan paket kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah akhir bulan ini, yang nantinya dapat mengurangi tekanan rupiah melalui upaya mengecilkan CAD.
 
Menurut Menko Perekonomian Sejumlah paket kebijakan telah disiapkan untuk merespons depresiasi nilai tukar rupiah, yaitu kemudahan untuk berinvestasi, insentif fiskal, kebijakan pengurangan impor dengan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) serta pemanfaatan biodiesel.
 
“Hal yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat lebih mengefektifkan pemanfaatan rupiah di dalam negeri, insentif untuk ekspor, dan insentif untuk orang yang melakukan penanaman kembali dari dividen yang telah mereka kumpulkan”ujarnya
 
Menko Perekonomian pun menjelaskan bahwa paket kebijakan ekonomi ini akan dilaporkan terlebih dahulu kepada Presiden Joko Widodo. Hal tersebut dikarenakan masih ada hal-hal teknis yang harus segera diselaraskan dan dirampungkan. Pasalnya dari paket kebijakan ekonomi tersebut harus ada penyesuaian Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen) hingga Keputusan Presiden (Keppres).
sumber : http://www.ekon.go.id/